Jumat, 15 Agustus 2008

Kejang

Pernah ga kamu ngeliat orang yang kejang karena epilepsi? Orang itu bisa aja orang lain, teman kamu, keluarga, atau bahkan kamu sendiri karena berdasarkan data Epilepsy Fondation, lebih dari 2,5 juta orang di AS pernah mengalami kejang data ini menunjukkan bahwa 10% dari populasi total manusia sedikitnya pernah mengalami kejang sekali seumur hidupnya.

Saya sendiri sering mengalami kejang waktu TK, saat itu rasanya seperti tertidur sekejap dan saat bangun semua anggota keluarga sudah ada disekeliling saya, sedang menangis... Tapi kejang yang saya alami ga berkembang jadi epilepsi, biasanya saya mengalami kejang kalau badan saya panas, kejang karena syaraf otak tidak dapat mentolerir panas tubuh atau bahasa kerennya kejang febrile. Karena setiap panas tinggi pasti kejang, waktu itu saya sampai harus dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Grogol, hehe.... bukan buat dirawat disana lho! tapi buat diperiksa gelombang otaknya dengan Electroencephalography (EEG) yang saat itu alatnya cuma ada disana.

Saya masih inget banget waktu ratusan kabel EEG yang warna-warni itu ditempelin ke kepala saya.

Saya sih seneng-seneng aja ngeliatin kabel warna-warni yang seliweran dikepala saya tapi gak buat kedua orang tua saya, mereka cemas banget nunggu hasilnya, karena kata dokter kalau ada kelainan hasil EEG saya harus menjalani terapi epilepsi seumur hidup. Dan alhamdulillah hasil EEG saya normal. Jadi apa sih sebenarnya kejang itu, apa bedanya dengan epilepsi? Kita sedikit berbagi ilmu disini.

Penyebab utama kejang masih sulit untuk didefinisikan, tetapi ketika seseorang kejang jelas terlihat adanya gelombang elektrik yang tidak terkontrol atau berlebihan di syaraf pusat. Keluarnya gelombang ini dapat bersifat lokal dan menyebabkan kejang parsial (kedutan) atau dapat menyebar dari daerah focal dan mempengaruhi seluruh cerebrum sehingga menyebabkan kejang generalisata (seluruh tubuh). Sedang epilepsi merujuk pada berbagai tipe serangan episode tunggal kejang yang digolongkan berdasarkan perbedaan nilai elektrik syaraf di korteks serebral.

Jadi epilepsi lebih merupakan kumpulan gejala dibanding suatu penyakit. Sebuah kejang dapat berkembang menjadi epilepsi yang ditandai oleh satu atau lebih gejala berikut:

Kelainan elektroensepalogram (EEG)
Kelainan fungsi motorik
Hilang kesadaran
Mempengaruhi fungsi sensorik
Perubahan fisik

Pada kebanyakan pasien gejala kejang-kejang muncul pada usia dini sekitar 2-5 tahun seperti yang saya alami atau pada usia remaja. Pada umumnya kejang yang muncul pada usia datas 20 tahun disebabkan luka primer pada sistem syaraf pusat atau sebab kecelakaan lain yang mempengaruhi sistem syaraf pusat.

Saat ini terjadi salah persepsi mengenai masalah kesehatan ini dan stigma masyarakat yang berhubungan dengan kelainan kejang. Pasien dan keluarganya, dan juga masyarakat umum sering memiliki pandangan yang salah tentang kejang dan epilepsi. Mereka melihat kejang dan epilepsi sebagai penyakit jiwa atau sebagai tanda keterbelakangan mental.
Sejak awal sejarah manusia, tercatat bahwa manusia telah menderita epilepsi. Dahulu kala, penderita epilepsi dipandang memiliki kekuatan khusus dan dipuja. Sekarang dizaman modern, stigma masyarakat tentang penderita epilepsi berubah, kini masyarakat percaya bahwa epilepsi berhubungan dengan kebodohan dan penderitanya dianggap memiliki ketidakstabilan mental.

Epilepsi bagaimanapun juga tidak mempengaruhi kecerdasan seseorang , penurunan kemampuan kreatif, ketidakmampuan pengambilan keputusan, atau ketidak satabilan mental. Menurut catatan sejarah ada beberapa tokoh hebat yang menderita epilepsi antara lain Julius Caesar, Raja Alexander, Charles dickens, dan Vincent van gogh dan mereka masih dapat melahirkan karya-karya hebat yang dikenang hingga kini.

Jadi jangan merasa merasa minder jika anda menderita kejang atau epilepsi dan jangan mengucilkan penderita kejang dan epilepsi karena epilepsi bukan merupakan penyakit menular dan penyakit turunan. Walaupun epilepsi tidak dapat disembuhkan tapi dapat dikontrol agar tidak kambuh dengan penggunaan obat-obatan anticonvulsan (antikejang) dalam jangka panjang. Anticonvulsan bekerja dengan menurunkan simulasi SSP (Sistem Saraf Pusat) dan mencegah aliran listrik dari pusat kejang ke SSP disamping melindungi sel saraf dari kebocoran sinyal elektrik sehingga kejang dapat dicegah.

Sampai disini dulu, kapan-kapan kita bahas lebih jelas tentang anticonvulsan

2 komentar:

  1. wah, wah,
    skarang cewe ndes0 jadi tau penyebab kejang itu.
    0ya, cewe ndes0 sering kejang lo! itu tuh, setiap ketemu c0w0k cakep.

    knapa yach?
    at0 aku perlu minum 0bat antik0nvulsan?
    hemm..

    BalasHapus
  2. yah...
    kalo itu c
    dinikmatin aja tep
    rezeki namanya
    wakakakak.....

    BalasHapus