Kamis, 23 Juli 2009

Izinkan aku......

Diruangan ini
kami terdiam terpaku
aku menatap matanya
lalu mencoba tersenyum
dia juga menatapku dan tersenyum
jutaan aura terpancar dari matanya yang teduh
sinar mata itu
tak sanggup aku memandangnya lama-lama
mata teduh yang kini terletak di dalam rongga cekung penuh kelelahan
ditemani pipi kurus penh kerutan
dan rambut putih berkilauan yang mulai berguguran

ia menggenggam tanganku
hangat....
kami terdiam
lama
cukup lama sampai aku sempat membuka memoriku akan genggaman tangan itu



tangan itu....
yang ku genggam ketika hari pertama masuk sekolah dulu
yang membuatkanku koin-koin kecil ketika aku kesulitan berhitung
yang mengerjakan PR-PR ku ketika aku tertidur di meja belajar
yang memelukku ketika aku menangis
yang membelai rambutku ketika aku ditinggal pergi orang yang ku cintai untuk selamanya
tangan itu yang rela kapalan lebih dari dua puluh tahun hanya untuk menghidupiku
dan kini tangan itu serta anggota tubuh lainnya
semakin melemah dan melemah


"mbak...."
lamunanku buyar oleh suaranya
"mudah-mudahan bapak masih dikasih kesempatan Gusti Alloh buat nemenin kamu wisuda"
"kapan kamu wisuda?"
aku tersenyum
sekuat tenaga berusaha menahan deras air mata yang mulai tak terbendung
"pasti...., pasti bapak bisa nemenin mbak, bapak cepet sembuh ya....."

tolong katakan padaku....
harus bagaimana aku....
salahkah jika aku berlari kencang sekuat tenaga untuk mewujudkan permintaannya itu
permintaan pertamanya
baru kali ini ia meminta padaku
ketika rangking ku berselancar jauh dari peringkat satu ke tidak sama sekali
ia tidak marah, malah mentraktirku makan es campur
ketika aku senang bermain-main dengan tulisan dan sok sibuk jadi wartawan
sampai IP ku naik turun di sekitar garis kemiskinan
ia tidak marah
ketika aku harus dapat nilai E untuk kimia analis
ia juga tidak marah
dengan senyum ia malah berkata
"Bapak lebih kenal kamu dan tau kemampuanmu dibanding angka-angka itu menilaimu"
trimakasih atas semua kasih sayang dan kepercayaan yang kau berikan
maafkan aku yang belum bisa sedikitpun membahagiakanmu
sekarang aku hanya bisa
berlari sekuat tenaga
mengejar garis finish itu
garis finis yang hanyalah garis
bukan akhir dari segalanya

Ya Alloh....
jika dalam sisa waktu yang Kau berikan padaku
aku masih belum dapat membahagiakannya

aku rela..........
memberikan seluruh
bekalku yang tak seberapa ini
untuknya

ringankanlah bebannya
cukupkanlah bekalnya
dan lapangkanlah jalannya
untuk bertemu denganMu
Ya Alloh......

sungguh aku sangat takut apiMu
tapi aku lebih takut
kalau apiMu itu mengenainya
izinkan aku menggantikannya
tenggelam dalam lautan api itu selamanya
karena jika
aku tak mampu membahagiakannya di dunia
aku ingin ia bisa bahagia di dekatMu
ya Alloh......

2 komentar:

  1. wah sis..
    menyentuh..
    terus berjuang sis..
    capai garis finish itu..
    aku doain ya sis..
    saya pendatang baru sis..
    mohon sedianya dikunjungi
    di musziandi.blogdetik.com
    salam..

    BalasHapus